Kamis, 22 Juli 2010

Jangan Pap Smear Sebelum 21 Tahun



img
Ilustrasi (Foto: teamsugar)

Salah satu cara untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks (leher rahim) adalah dengan melakukan pemeriksaan pap smear.

Tapi American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) mengungkapkan bahwa pap smear yang dilakukan pada perempuan di bawah usia 21 tahun lebih banyak bahayanya dibandingkan dengan keuntungannya.

Tes pap smear pada perempuan di bawah 21 tahun tidak ditemukan virus human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan kanker servis tapi hanya HPV biasa.

"Dalam kebanyakan, tes tersebut hanya menunjukkan infeksi human papillomavirus (HPV) yang jarang menyebabkan kanker serviks pada perempuan di bawah usia 21 tahun," ujar Dr Mark Einstein dari Albert Einstein College of Medicine di Bronx, New York, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/7/2010).

Jika seseorang yang masih muda sudah melakukan pap smear maka akan meningkatkan kecemasannya dan bisa mengganggu konsentrasinya untuk belajar.

Maka itu ACOG menyarankan perempuan di bawah 21 tahun tidak perlu pap smear, karena kekebalan tubuhnya yang bagus maka perempuan di bawah 21 tahun juga jarang terkena kanker leher rahim.

Pedoman baru yang diterbitkan oleh jurnal Obstetrics & Gynecology, semakin memperkuat rekomendasi sebelumnya yang diterbitkan pada bulan November 2009.

Dokter biasanya akan melakukan biopsi kecil pada leher rahim jika hasil pap smear menunjukkan ada yang tidak normal.

Namun bagi perempuan yang terkena HIV, transplantasi organ atau penggunaan steroid dalam jangka waktu panjang, tidak harus menunggu hingga usia 21 tahun untuk melakukan pemeriksaan.

Karena kelompok ini memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah dibandingkan dengan perempuan muda yang sehat, sehingga memungkinkan infeksi HPV untuk berkembang menjadi kanker serviks.

Rekomendasi yang dikeluarkan adalah pemeriksaan dini untuk kanker serviks sebaiknya dilakukan jika seorang perempuan sudah 3 tahun aktif secara seksual atau sudah berusia minimal 21 tahun.

Selain itu bagi perempuan yang sudah berusia di atas 30 tahun, sebaiknya melakukan pemeriksaan setiap 3 tahun sekali.

HPV adalah penyakit menular seksual yang paling umum di seluruh dunia, sebagian besar penderitanya tidak mengeluhkan gejala apapun pada tahap awalnya. Namun saat ini kanker serviks telah menjadi salah satu jenis kanker yang banyak diderita oleh perempuan di seluruh dunia.

Tidak semua kasus kanker bisa diketahui penyebabkan, tapi khusus untuk kanker serviks penyebabnya telah diketahui yaitu akibat infeksi human papillomavirus (HPV). Beberapa tanda bisa menunjukkan gejala dari kanker serviks seperti perdarahan dari vagina, sakit panggul dan juga keputihan.
Vera Farah Bararah - detikHealth

Label: , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda