Jumat, 16 Juli 2010

Ukuran Pinggul Besar Ganggu Memori di Otak



img
ilustrasi (Foto: topnews)

Punya pinggul besar memudahkan proses persalinan dan bermanfaat buat kesehatan jantung. Tapi di balik manfaatnya, sebuah studi menunjukkan pemilik pinggul besar lebih sering tergganggu kemampuan memorinya.

Peneliti mengungkapkan bentuk tubuh perempuan dapat mempengaruhi seberapa baik memori ingatannya. Selama ini ditengarai orang yang memiliki kelebihan berat badan akan mudah terganggu memori. Tapi jika orang tersebut memiliki ukuran pinggul yang besar maka akan semakin memperburuk memorinya.

Tim dari Northwestern Medicine menemukan bahwa perempuan bertubuh 'apel' (pinggang dan pinggul besar) memiliki hasil kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan perempuan bertubuh 'pir' (pinggang kecil, pinggul besar). Hal ini menunjukkan ukuran pinggul dari seseorang mempengaruhi kemampuan kognitifnya.

Hasil penelitian yang dilaporkan dalam Journal of the American Geriatrics Society ini menyoroti tentang pentingnya menjaga berat badan yang sehat bagi tubuh dan juga pikiran seseorang.

Peneliti percaya bahwa lemak yang menumpuk di perut akan membuat hormon perempuan estrogen juga menurun, padahal secara alami kondisi ini baru terjadi setelah seseorang mengalami menopause. Hormon estrogen dalam tubuh bisa membantu melindungi otak dari penurunan kemampuan kognitif yang berhubungan dengan memori.

Penelitian ini melibatkan 8.745 perempuan yang telah menopause dan berusia 65-79 tahun. Hasilnya, didapatkan perempuan yang memiliki bentuk tubuh pir atau ukuran pinggul besar mendapatkan nilai tes kognitif yang buruk.

Jenis lemak yang terdapat di dalam tubuh bermacam-macam dan memiliki efek yang berbeda-beda. Jenis lemak tertentu ada yang mempengaruhi resistensi insulin, lipid dan juga tekanan darah.

"Kita perlu mencari tahu jenis lemak apa yang bisa mempengaruhi fungsi dari otak. Karena lemak tertentu dapat berkontribusi terhadap pembentukan plak yang terkait dengan penyakit Alzheimer atau membatasi aliran darah ke otak," ujar peneliti utama Dr Diana Kerwin, seperti dikutip dari BBCNews, Jumat (16/7/2010).

Vera Farah Bararah - detikHealth

Label: , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda